Kopi Andungsari dan Kopi Ijen Raung Bondowoso
Pohon kopi adalah semak evergreen tropis (genus Coffea) dan tumbuh di antara Tropics of Cancer dan Capricorn. Dua spesies terpenting yang ditanam secara komersial adalah varietas Coffea arabica (Arabicas) dan Coffea canephora (Robustas).
Tanaman Arabika rata-rata adalah semak besar dengan daun oval hijau gelap. Buah-buahan, atau ceri, bulat dan matang dalam 7 hingga 9 bulan; biasanya mengandung dua biji pipih, biji kopi. Ketika hanya satu biji berkembang itu disebut peaberry.
Fakta Menarik Seputar Bondowoso Republik Kopi yang mulai mengembangkan perkebunan kopi dan telah mengekspor hasil kebunnya. Kabupaten Bondowoso mengunggulkan dua komoditas pertaniannya yaitu kopi dan beras organik.
Kopi Andungsari
Produksi kopi arabika di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, meningkat hingga tiga kali lipat pada 2018 bila dibandingkan 2017. Perkebunan kopi Jampit, merupakan agro wisata di Bondowoso yang dikelolah oleh PTP Nusantara VII Kalista Jampit.
Kabupaten Bondowoso menghasilkan kopi Arabica Java Ijen Raung dan Kopi andungsari yang telah menembus pasar ekspor Eropa. Karakter kopi di Indonesia ditentukan dari tempat asalnya. Lingkungan tempat kopi tumbuh akan berpengaruh pada aroma dan rasanya. Begitupun karateristik kopi ijen dan andungsari yang khas berbeda dengan perkebunan lainnya.
Robusta adalah semak kuat atau pohon kecil yang tumbuh hingga 10 meter. Buahnya bulat dan membutuhkan waktu hingga 11 bulan untuk matang; bijinya berbentuk lonjong dan lebih kecil dari biji Arabika.
Suhu rata-rata ideal berkisar antara 15 hingga 24ºC untuk kopi Arabika dan 24 hingga 30ºC untuk Robusta, yang dapat tumbuh subur dalam kondisi yang lebih panas dan lebih keras. Kopi membutuhkan curah hujan tahunan 1500 hingga 3000 mm, dengan Arabika kurang dari spesies lain.
Sementara kopi Robusta dapat ditanam di antara permukaan laut dan sekitar 800 meter, Arabica paling baik berada di ketinggian yang lebih tinggi dan sering ditanam di daerah berbukit.
Sementara kopi Robusta dapat ditanam di antara permukaan laut dan sekitar 800 meter, Arabica paling baik berada di ketinggian yang lebih tinggi dan sering ditanam di daerah berbukit.
Panen
Karena kopi sering ditanam di daerah pegunungan, penggunaan pemanen mekanis secara luas tidak dimungkinkan dan buah kopi yang sudah matang biasanya dipetik dengan tangan.
Pengecualian utama adalah Brasil, di mana lanskap yang relatif datar dan ukuran yang sangat luas dari ladang kopi memungkinkan penggunaan mesin.
Pengecualian utama adalah Brasil, di mana lanskap yang relatif datar dan ukuran yang sangat luas dari ladang kopi memungkinkan penggunaan mesin.
Pohon kopi menghasilkan rata-rata 2 hingga 4 kilogram ceri dan pemetik yang baik dapat memanen 45 hingga 90 kilogram ceri kopi per hari; ini akan menghasilkan sembilan hingga 18 kilogram biji kopi.
Kopi dipanen dengan satu dari dua cara :
Strip Picked
semua ceri dilucuti dari cabang sekaligus, baik dengan mesin atau dengan tangan.
Dipetik secara Selektif
Hanya ceri matang yang dipanen dan dipetik dengan tangan. Pemetik memeriksa pohon setiap 8 hingga 10 hari dan secara individual hanya memetik buah cheri yang sudah matang. Metode ini padat karya dan lebih mahal. Memilih selektif terutama digunakan untuk biji Arabika yang lebih halus.
Kami ingin mendengarkan masukan dan pengalaman dari anda, silahkan isi kolom komentar, jangan lupa share jika artikel ini sangat bermanfaat.