Kopi NTT ( Nusa Tenggara Timur )
Kopi NTT ( Nusa Tenggara Timur ) - Merawat tanaman sampai pembuatan minuman yang baik yakni kopi Wewewa. KOPI berasal dari Sumba ini telah dinobatkan sebagai kopi paling enak di Indonesia di Festival Kopi Nusantara.
Kopi robusta yang sering dianggap lebih rendah dari Arabika berhasil menyingkirkan sembilan kopi lainnya karena cara penanaman yang baru untuk melayani.
Petani kopi di Desa Kadi di Roma, Wewewa Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT) Debora mengatakan, orang Sumba minum kopi.
![]() |
Petani Kopi NTT |
Kopi robusta yang sering dianggap lebih rendah dari Arabika berhasil menyingkirkan sembilan kopi lainnya karena cara penanaman yang baru untuk melayani.
Petani kopi di Desa Kadi di Roma, Wewewa Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT) Debora mengatakan, orang Sumba minum kopi.
Sebagian besar pohon kopi di pekarangan rakyat dipanen untuk konsumsi pribadi atau dijual ke pasar tradisional.
"Kami memanen dan mengolah kopi sendiri secara tradisional," katanya di Central Wewewa, seperti dikutip Antara, Senin (25/9). Namun, kopi yang disukai di Sumba sedikit berbeda. Kopi robusta biasanya dicampur dengan potongan jahe saat dipanggang. Penambahan jahe bertujuan untuk meningkatkan aroma kopi saat diseduh dan kehangatan saat diminum. "Banyak gula saat menyeduh kopi adalah kebiasaan kita," katanya.
Sekarang, bimbingan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menggeser kebiasaan itu. Panduan yang diberikan termasuk memanen biji kopi merah, mengolah dengan pengeringan, fermentasi, menggoreng pada suhu yang tepat, dan menyeduh dengan suhu air sekitar 80-85 derajat, dan disajikan tanpa gula. Elizabeth Malo menjadi salah satu orang yang belajar mengolah kopi dengan cara baru.
Sejak mendapatkan bimbingan teknis dari LIPI, mereka membuat perubahan mendasar. Kopi robusta sering dianggap berkualitas rendah.
"Kami memanen dan mengolah kopi sendiri secara tradisional," katanya di Central Wewewa, seperti dikutip Antara, Senin (25/9). Namun, kopi yang disukai di Sumba sedikit berbeda. Kopi robusta biasanya dicampur dengan potongan jahe saat dipanggang. Penambahan jahe bertujuan untuk meningkatkan aroma kopi saat diseduh dan kehangatan saat diminum. "Banyak gula saat menyeduh kopi adalah kebiasaan kita," katanya.
Sekarang, bimbingan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menggeser kebiasaan itu. Panduan yang diberikan termasuk memanen biji kopi merah, mengolah dengan pengeringan, fermentasi, menggoreng pada suhu yang tepat, dan menyeduh dengan suhu air sekitar 80-85 derajat, dan disajikan tanpa gula. Elizabeth Malo menjadi salah satu orang yang belajar mengolah kopi dengan cara baru.
Sejak mendapatkan bimbingan teknis dari LIPI, mereka membuat perubahan mendasar. Kopi robusta sering dianggap berkualitas rendah.
Namun, pemeliharaan tanaman terhadap proses dan metode pembuatan bir yang baik menjadikan kopi dari Wewewa sebagai kopi paling enak di negara ini.
Setelah melewati tes rasa di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia di Jember, Jawa Timur, Agustus lalu, kopi Sumba mencetak 86,79 dalam sistem penilaian untuk jenis Robusta. "Kopi Sumba menghilangkan sembilan kopi Robusta dari daerah lain," kata Carolina, salah satu asisten LIPI.
Menurut peneliti LIPI Arie Sudaryanto, kopi Sumba memiliki keunikan termasuk rasa cokelat. "Setelah selera yang bagus," katanya. Kepala LIPI Bambang Subiyanto menilai, kopi Sumba yang terbukti memiliki cita rasa tinggi dapat menembus pasar dunia. Termasuk outlet kopi internasional.
Sumber : Lipi